Peneliti Pusat Kajian Law, Gender, & Society Fakultas Hukum UGM (LGS FH UGM) lakukan penelitian terkait “Ekonomi Perawatan Terhadap Perempuan Penjaga Hutan dan Masyarakat yang Bergantung Terhadap Hutan di Sumatra Barat”. Penelitian ini dilakukan di 2 Nagari yakni Nagari Alahan Mati dan Nagari Alahan Mati Hilia pada Minggu (11/8/2024) hingga Jumat (16/8/2024).
Kegiatan pertama yang dilakukan dalam rangkaian penelitian yakni Focus Group Discussion (FGD). FGD ini dilaksanakan di Gedung Serbaguna Nagari Alahan Mati dan diikuti oleh 38 orang dari masing-masing Nagari. Kegiatan dipandu oleh Sri Wiyanti Eddyono, S.H., LLM (HR)., Ph.D. selaku ketua peneliti. Sri Wiyanti Eddyono dibantu oleh tim peneliti yang terdiri dari Dr. Arvie Johan, S.H., M.Hum., Arimbi Fajari Furqon, S.H., M.H., Tria Noviantika, S.H., M.H., dan Jorgiana Augustine, S.H. FGD dilakukan untuk melakukan profiling dan pendalaman terhadap 10 responden perempuan dan 10 responden laki-laki dengan klasifikasi tertentu. Tujuannya untuk melakukan observasi dan in depth interview. Selain 20 orang tersebut, responden lainnya terdiri dari perwakilan Pemerintah Daerah, Tokoh Adat, dan Tokoh Agama dari masing-masing wilayah kedua nagari.
Penelitian ini merupakan asesmen awal untuk melihat dan menilai dampak dari kebutuhan dan beban pengasuhan terhadap efektivitas, partisipasi, dan kesejahteraan perempuan pembela hutan dan masyarakat yang bergantung pada hutan. Ekonomi perawatan memiliki keterkaitan secara signifikan dalam upaya untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender, pembangunan ekonomi, serta kesejahteraan sosial.
Sementara itu, perempuan penjaga hutan memiliki peran penting dalam perlindungan, pengelolaan, dan upaya pelestarian hutan serta keanekaragaman hayati. Dilain sisi, peran ganda perempuan akan tanggung jawab pengasuhan anak, lansia, dan tugas rumah tangga berdampak terhadap keterbatasan waktu, tenaga, dan sumber daya akan kegiatan aktivisme dan pembelaan hutan yang mereka lakukan. Tuntutan ekonomi pengasuhan secara tidak langsung dapat mengurangi partisipasi perempuan dalam kegiatan pengelolaan dan perlindungan hutan, mobilitas yang terbatas, serta meningkatkan stress dan kelelahan.
Melalui penelitian ini LGS berkomitmen untuk mendorong tujuan pembangunan berkelanjutan (The Sustainable Development Goals) khususnya pada poin ke 5 yakni kesetaraan gender dan poin ke 8 yakni pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. Output dari penelitian ini berupa rekomendasi dalam rangka meningkatkan pengakuan dan dukungan terhadap kerja-kerja perawatan dalam kebijakan dan program pengelolaan hutan, promosi kesetaraan gender, dan praktik-praktik berkelanjutan di masa mendatang.
Penulis: Tria Noviantika (Law, Gender, and Society)