Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (FH UGM) menyelenggarakan diskusi dan pertemuan penerimaan mahasiswa yang terdampak bencana alam di wilayah Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh. Kegiatan ini dilaksanakan Senin (22/12/2025), bertempat di Ruang 3.1.2 Fakultas Hukum UGM, dengan mengundang 20 mahasiswa FH UGM yang terdampak langsung maupun tidak langsung oleh bencana di daerah asal mereka. Diskusi dipimpin langsung oleh Dekan FH UGM, Dahliana Hasan, S.H., M.Tax., Ph.D., dan dihadiri oleh Kepala Kantor Administrasi FH UGM, Teguh Rismanto; Ketua Tim Kerja Akademik dan Kemahasiswaan, Damari Pranowo; serta Ketua Tim Kerja Administrasi Keuangan dan Umum, Fransisca Irmawati. Pertemuan ini bertujuan untuk mendengarkan secara langsung kondisi mahasiswa, mengidentifikasi kebutuhan mendesak, serta merumuskan bentuk dukungan akademik dan sosial yang dapat diberikan oleh fakultas.
Dalam forum tersebut, para mahasiswa menyampaikan beragam kondisi yang dihadapi. Beberapa mahasiswa mengalami dampak langsung berupa kerusakan rumah, akses wilayah yang terputus, lumpur pascabencana, serta gagal panen yang memengaruhi perekonomian keluarga. Mahasiswa lain tidak terdampak secara langsung, tetapi menghadapi kenaikan harga kebutuhan pokok, kesulitan menjual hasil panen, mahalnya biaya transportasi, serta kendala akomodasi untuk kembali ke daerah asal. Terdapat pula mahasiswa dan alumni yang menunda kepulangan akibat akses yang terisolasi dan keterbatasan biaya.
Menanggapi kondisi tersebut, Fakultas Hukum UGM menetapkan sejumlah kebijakan dukungan, antara lain pembebasan Uang Kuliah Tunggal (UKT) selama satu semester ke depan yang akan ditinjau kembali sesuai perkembangan kondisi mahasiswa, pemberian keringanan UKT secara proporsional, bantuan biaya akomodasi, serta bantuan kepada keluarga mahasiswa dengan nominal tertentu yang disalurkan melalui mahasiswa. Bagi mahasiswa penerima beasiswa, termasuk LPDP dan KIP-K, fakultas juga memberikan perhatian khusus dengan skema bantuan tambahan guna meringankan beban keluarga terdampak.
Kebijakan ini mencerminkan komitmen FH UGM dalam memastikan keberlanjutan studi mahasiswa di tengah situasi darurat, sekaligus menegaskan peran institusi pendidikan tinggi sebagai ruang aman dan inklusif bagi sivitas akademika. Langkah ini tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga menempatkan aspek empati, solidaritas, dan keadilan sosial sebagai landasan pengambilan kebijakan.
Dari perspektif Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), kegiatan ini berkontribusi langsung pada SDG 4 tentang pendidikan berkualitas dengan menjamin akses pendidikan tinggi yang inklusif dan berkelanjutan bagi mahasiswa terdampak bencana. Dukungan finansial dan akademik yang diberikan juga sejalan dengan SDG 1 (tanpa kemiskinan) dan SDG 10 (mengurangi kesenjangan), karena membantu mencegah mahasiswa dan keluarganya jatuh dalam kerentanan ekonomi akibat bencana. Selain itu, pendekatan kelembagaan yang responsif dan berkeadilan mencerminkan dukungan terhadap SDG 16 mengenai penguatan institusi yang inklusif, akuntabel, dan berorientasi pada perlindungan hak-hak warga.
Melalui forum ini, Fakultas Hukum UGM menegaskan komitmennya untuk terus hadir dan bertanggung jawab dalam mendampingi mahasiswa, tidak hanya dalam aspek akademik, tetapi juga dalam menghadapi tantangan sosial dan kemanusiaan. Pendekatan ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan mahasiswa, menjaga keberlanjutan pendidikan, serta memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial dalam lingkungan perguruan tinggi.
