Ajimbar, S.H., M.H. Raih Doktor Usai Teliti Pelaksanaan Tugas Kejari dalam Pemberantasan TPK

img_2976

Kejaksaan Republik Indonesia (Kejari) merupakan salah satu dari tiga lembaga negara yang diberi kewanangan untuk melakukan penyidikan terhadap kasus tindak pidana korupsi (TPK) di Indonesia. Kejari, sebelum diberlakukannya sistem optimalisasi, menggunakan sistem target dalam menilai efektivitasnya memberantas TPK. Berdasarkan sistem target, dalam pelaksanaannya Kejari dinilai “cukup efektif” dalam memberantas TPK. Hal tersebut disampaikan Ajimbar, S.H., M.H. dalam Ujian Promosi Doktor pada Selasa (11/10).

“Dikatakan efektif apabila mencapai target 1457 kasus,” ujar Ajimbar setelah memaparkan bahwa berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitiannya bahwa rata-rata kasus TPK yang ditangani Kejari per tahunnya adalah 1284,3 kasus.

Ajimbar mengungkapkan berbagai faktor penghambat kinerja Kejari dalam pemberantasan TPK. Terdapat tiga faktor penghambat dalam desertasinya yang berjudul Kajian Pelaksanaan Tugas Kejaksaan Republik Indonesia dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Indeks Prestasi Penyidikan. Faktor-faktor tersebut dilihat dari aspek peraturan perundang-undangan, aspek internal Kejari, dan aspek eksternal Kejari.

Terdapat perundang-undangan yang menghambat Kejari melakukan tindakan represif terhadap beberapa pelaku TPK. Peraturan perundang-undangan yang dimaksud adalah putusan Makhamah Konstitusi Nomor 73/PUU-IX/2011 serta Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 dalam Pasal 384 ayat (1). Penyidik terlebih dahulu harus memiliki izin tertulis dari Presiden, Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden, atau Kepala Daerah terhadap pelaku TPK tertentu.

Peraturan perundang-undangan lain yang dikritisi Ajimbar adalah mengenai sanksi pidana mati terhadap pelaku TPK yang diatur dalam Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemerantasan TPK. Pelaku TPK dapat dipidana mati apabila korupsi dilakuakan dalam keadaan tertentu. Sayangnya, kriteria mengenai keadaan tertentu tersebut belum dirumuskan secara jelas.

“Saran kita (promovendus), supaya kriteria-kriteria dalam keadaan tertentu itu harus dimuat dalam TPK yang jelas. Kemudian pejabat yang menetapkan (kriteria yang dimaksud), siapa yang berwenang: apakah panglima TNI dalam keadaan negara tidak aman, apakah Menteri Keuangan ketika krisis moneter, apakah bencana alam ditetapkan oleh Menteri Lingkungan, ini harus jelas dimuat,” tegas Ajimbar.

Terkait hambatan di internal Kejari, Ajimbar menekankan perlunya penerapan ilmu bela negara oleh setiap personil Kejari. “Tindakan represif di tingkat penyidikan banyak hambatannya. Ketika jaksa tidak memiliki jiwa pengabdian yang tinggi, sulit mendapatkan hasil,” ungkapnya. (Lita)

TAGS :  

Latest News

Seminar Nasional UGM Bahas Implikasi Revisi UU BUMN terhadap Tata Kelola dan Pencegahan Korupsi

Sabtu (1/3/2025) telah dilaksanakan  Seminar Nasional “Ketika Kerugian BUMN Bukan Lagi Kerugian Negara Menjaga Keseimbangan antara Inovasi di BUMN dan Pencegahan Korupsi”. Kegiatan ini diselenggarakan …

Penutupan PKPA XIV Oleh FH UGM dan PERADI RBA

Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) XIV resmi ditutup Sabtu, (1/3/2025). PKPA XIV sebelumnya telah diselenggarakan secara bauran sejak Senin, (17/2/2025) yang bertempat di Gedung III …

FH UGM dan Perum PERURI Gelar Penyuluhan Hukum UU PDP untuk Tingkatkan Kesadaran dan Keamanan Data

Kamis (27/2/2025) telah dilaksanakan Penyuluhan Hukum “Penerapan Undang-undang Perlindungan Data Pribadi (PDP)” Perum PERURI. Kegiatan ini diselenggarakan di Perum Peruri Desa Parung Mulya, Karawang, Jawa …

Sabtu (1/3/2025) telah dilaksanakan  Seminar Nasional “Ketika Kerugian BUMN Bukan Lagi Kerugian Negara Menjaga Keseimbangan antara Inovasi di BUMN dan Pencegahan Korupsi”. …

Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) XIV resmi ditutup Sabtu, (1/3/2025). PKPA XIV sebelumnya telah diselenggarakan secara bauran sejak Senin, (17/2/2025) yang bertempat …

Kamis (27/2/2025) telah dilaksanakan Penyuluhan Hukum “Penerapan Undang-undang Perlindungan Data Pribadi (PDP)” Perum PERURI. Kegiatan ini diselenggarakan di Perum Peruri Desa Parung …

Departemen Hukum Islam Fakultas Hukum UGM menyelenggarakan Kuliah Umum dengan tema “Dinamika Penegakan Hukum Keluarga Islam di Indonesia”. Kuliah umum ini diselenggarakan …

Scroll to Top