Penyuluhan Hukum Suluh Praja di Kalurahan Sambirejo: Memperkuat Pengembangan Pariwisata dengan Mekanisme Hukum yang Tepat

Senin (4/02/2024) sebuah acara penyuluhan hukum bertajuk “Suluh Praja” berhasil diselenggarakan di Kalurahan Sambirejo, Sleman. Acara ini merupakan kolaborasi antara perwakilan Kalurahan, Kejaksaan Tinggi DIY, serta beberapa narasumber dari kalangan akademisi dan praktisi hukum.

Kegiatan diawali dengan sambutan perwakilan Kalurahan Sambirejo yang menekankan pentingnya pemahaman hukum bagi pengembangan pariwisata di wilayah tersebut. Dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh perwakilan Kejaksaan Tinggi DIY, yang memberikan wawasan mengenai pentingnya mekanisme hukum dalam pengelolaan dana desa dan pengembangan pariwisata.

Puncak acara adalah pemaparan materi oleh para narasumber. Dr. Sigid Riyanto S.H., M.Si. mengingatkan akan pentingnya pengelolaan dana desa dengan hati-hati agar tidak terjadi penyalahgunaan. Hal ini sangat relevan dengan upaya mencapai tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 16 (Keadilan) dalam memastikan pengelolaan yang transparan dan bertanggung jawab terhadap sumber daya publik.

Tema pembahasan selanjutnya fokus pada pengembangan pariwisata, yang disoroti oleh narasumber lainnya, Dr. Antari Innaka Turingsih, S.H., M.H. dan Dr. Rimawati S.H., M.Hum. yang membahas aspek perjanjian dan perdata terkait dengan pengembangan pariwisata. Kedua narasumber memberikan wawasan mengenai pentingnya pembuatan perjanjian yang sah dan mekanisme hukum yang tepat dalam pengelolaan tanah dan objek wisata.

Sesi tanya jawab dengan peserta juga menjadi momen penting dalam acara ini. Diyatno dari BUMDes menyampaikan pertanyaan mengenai pengelolaan tebing breksi dan perjanjian kontrak dengan pihak ketiga, yang dijawab dengan jelas oleh para narasumber.

Dalam konteks SDGs, kegiatan ini mendukung tercapainya beberapa target, termasuk SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dengan menciptakan peluang ekonomi melalui pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, dan SDG 16 (Keadilan) dengan memastikan perlindungan hukum yang adil bagi masyarakat.

“Berkomunikasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak merupakan kunci keberhasilan dalam pengelolaan sumber daya publik dan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan,” ujar salah satu peserta.

Penyuluhan hukum “Suluh Praja” di Kalurahan Sambirejo tidak hanya menjadi langkah dalam pemberdayaan hukum masyarakat, tetapi juga kontribusi nyata dalam menciptakan lingkungan hukum yang kondusif bagi pembangunan yang berkelanjutan.

Penulis : Pramita Putri Rahmadhani

TAGS :  

Latest News

Komitmen terhadap SDGs, FH UGM dan IIGF Institute terbitkan Buku Refleksi Hukum dan Kelembagaan dalam Pembangunan Infrastruktur

Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (FH UGM) bersama IIGF Institute, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia, menerbitkan buku Dinamika Hukum dan Kelembagaan dalam Pembangunan Infrastruktur: Bunga Rampai …

Advancing The 2026 Agenda, UGM Faculty Of Law Holds Collaborative Meeting With The Yogyakarta High Prosecutor’s Office

Kamis (4/12/2025), Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (FH UGM) menyelenggarakan rapat kolaborasi dengan pihak Kejaksaan Tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta (Kejati DIY). Rapat kolaborasi tersebut dilaksanakan …

ALSA LC UGM Gelar ALSA CLCC 2025 untuk Perkuat Advokasi Hak Kesehatan ODHA dan Lawan Stigma

Di tengah rutinitas akademik yang penuh dengan tugas, mahasiswa terkadang lupa bahwa hukum tidak semata-mata berbicara tentang pasal-pasal dan ayat-ayat. Ia juga tentang manusia. Itulah …

Scroll to Top