Pada hari kamis, 14 April 2016 lalu, LCDC Fakultas Hukum UGM telah melaksanakan Seminar Pengenalan Profesi. Seminar Pengenalan Profesi kali ini berbeda dengan seminar pengenalan profesi lainnya, karena mengangkat tema khusus “ Sarjana Hukum Berkarir sebagai Perwira di TNI dan POLRI”. Seminar ini diadakan sebagai upaya LCDC Fakutas Hukum UGM untuk memperkenalkan dunia karir, khususnya di TNI dan POLRI dan mengingat sedikitnya alumni Fakultas Hukum UGM yang meniti karir sebagai perwira di TNI dan POLRI. Diharapkan dengan adanya acara ini para mahasiswa dapat terinspirasi dan termotivasi dalam menjatuhkan pilihan karirnya.
Seminar ini menghadirkan dua narasumber yang masing – masing berasal dari TNI dan POLRI. Semua narasumber adalah alumni Fakultas Hukum UGM yang kemudian meniti karir di dunia TNI dan POLRI melalui jalur Perwira Karir atau Perwira Sumber Sarjana. Narasumber dari TNI adalah Ibu Letkol Sus Lidia Rina Dyahtaryani, S.H., M.H. yang saat ini menjabat sebagai Kepala Hukum Kodikau, sementara narasumber dari POLRI adalah Bapak AKBP Gembong Yudha, S.P., S.H. yang saat ini menjabat sebagai Kasubdit II Ditresnarkoba Polda Metro Jaya. Sebelum memasuki acara inti, acara seminar secara resmi dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Bapak Dr. Sulastriyono, S.H., M.Si. Pada sambutannya, Wakil Dekan menyampaikan pesan agar seluruh mahasiswa yang mengikuti seminar untuk menggunakan kesempatan ini menggali ilmu dan informasi sedalam – dalamnya terkait profesi TNI dan POLRI. Acara inti seminar ini sendiri dipandu oleh moderator Ibu Dra. Dani Krisnawati, S.H., M.Hum. yang juga menjabat sebagai Ketua LCDC Fakultas Hukum UGM.
Pada sesi pertama seminar, penyampaian materi disampaikan oleh narasumber dari POLRI, Bapak AKBP Gembong Yudha, S.P., S.H. Pada sesi ini pembicara menyampaikan bahwa perkembangan kejahatan saat ini sudah tidak bersifat konvesional saja tetapi sudah bersifat transnasional. Menjadi tantangan tersendiri bagi POLRI saat ini untuk menghadapi situasi kejahatan yang semakin kompleks. Untuk menjawab tantangan itu semua, POLRI sangat membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan professional. Salah satunya dengan merekrut polisi yang memiliki latar belakang Sarjana Hukum. Selama ini Lulusan Sarjana Hukum UGM sangat sedikit bahkan bisa dihitung dengan jari yang telah sukses meniti karir sebagai Perwira di POLRI, padahal peluang sarjana hukum untuk meniti karir sebagai perwira di POLRI sangat terbuka luas. Banyak divisi atau satuan di jajaran POLRI yang membutuhkan sarjana hukum. Pada kesempatan ini, pembicara juga menyampaikan tantangan – tantangan dalam berkarir, suka duka dalam melaksanakan tugas sebagai polisi, peluang karir, kesempatan melanjutkan pendidikan dan mendapatkan beasiswa, proses rekrutmen polisi dan tipsnya serta sistem remunerasi di jajaran POLRI.
Pada sesi kedua seminar, penyampaian materi disampaikan oleh narasumber dari TNI, Ibu Letkol Sus Lidia Rina Dyahtaryani, S.H., M.H. Sama halnya dengan POLRI, TNI dalam menjalankan fungsi dan tugasnya juga membutuhkan lulusan sarjana hukum yang handal dan professional. Pembinaan karir sebagai prajurit TNI pada umumnya meliputi tiga aspek yaitu pendidikan, jabatan dan kepangkatan. Dari tiga aspek tersebut sangat terlihat bahwa berkarir sebagai perwira TNI memiliki arah pembinaan yang jelas. Kesempatan berkarir seabagi prajurit TNI pun sangat luas. Sarjana hukum dapat berkarir dan memiliki jabatan pada organisasi TNI dan jajarannya serta pada kantor diluar jajaran TNI. Pada Organisasi TNI dan jajarannya, seorang sarjana hukum dapat berkair pada komunitas hukum TNI atau di luar komunitas hukum. Di luar komunitas hukum sebagai contoh adalah sarjana hukum yang ditempatkan sebagai pasukan dalam pasukan khas TNI. Pada kantor di luar jajaran TNI, ternyata seorang prajurit perwira karir TNI dapat berkarir atau memiliki jabatan pada kantor yang membidangi pertahanan negara, intelijen negara, sandi negara, lembaga ketahanan nasional, dewan pertahanan nasional, narkotika nasional, bahkan menjadi hakim pada pengadilan militer.
Antusiasme mahasiswa pada acara ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan setelah para pembicara menyampaikan materinya. Pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa banyak terkait teknis proses seleksi perwira karir. Beberapa pertanyaan juga mengklarifikasi isu – isu yang beredar di masyarakat seperti tidak transparannya proses seleksi perwira karir, adanya dinding penghalang yang memisahkan antara perwira sumber sarjana dan perwira sumber akademi, dan isu kesetaraan gender dijajaran TNI dan POLRI. Atas isu – isu negatif yang berkembang di masyarakat, pembicara menanggapi bahwa saat ini jajaran TNI dan POLRI secara internal telah banyak melakukan perbaikan salah satunya perbaikan dalam sistem rekruitmen perwira karir. Jenjang karir, jabatan dan kepangkatan saat ini pun tidak dilihat dari sumber mana perwira tersebut berasal tapi justru dilihat dari performance dan profesionalitas seseorang dalam menjalankan tugasnya. Di akhir seminar, para pembicara sepakat bahwa untuk berkarir sebagai perwira karir di jajaran TNI dan POLRI tidak cukup siap dari segi fisik dan mental tetapi yang terpenting adalah dilandasi oleh rasa keikhlasan. Setiap pekerjaan yang tidak dilandasi dengan rasa ikhlas justru akan menjadi beban dan hasilnya pun tidak maksimal.(Redaksi – Made Prama LCDC)