Penelitian Mahasiswa tentang Perlindungan Satwa Sirkus

1463137981773

Berawal dari rasa penasaran akan makna “eksploitasi”, 2 mahasiswa Fakultas Hukum UGM, Afriza Nandira dan Adita Putri Hapsari, bersama 3 mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM, Hermawan Bagaskara Dewa, Odam Asdi Artosa, dan Shifa Asma Ahsanitaqwim, melakukan penelitian dengan judul “Perlindungan Hak-Hak Satwa Sirkus di Provinsi Jawa Tengah : Sebuah Pendekatan Sosio-Legal”. Sirkus yang menjadikan satwa sebagai objek atraksi untuk menarik minat pengunjung kini menjadi polemik tersendiri. Secara yuridis, belum ada aturan dalam skala nasional yang melarang pemanfaatan satwa dalam wahana sirkus. Namun, ada masyarakat yang menolak pemanfaatan satwa sirkus.

Dalam dunia internasional, banyak negara yang sudah melarang adanya pentas sirkus dengan atraksi satwa. Hal tertuang dalam Universal Declaration on Animal Welfare (UDAW) yang melarang pemanfaatan satwa untuk melakukan atraksi-atraksi sirkus. “Menurut masyarakat internasional, hewan-hewan yang ada di sirkus itu perilakunya sudah tidak alami. Habitatnya juga sudah berbeda, terutama lumba-lumba,” ujar Adita ketika ditanya rasio larangan tersebut. Sayangnya konvensi tersebut belum diratifiikasi oleh Indonesia.

LSM yang merupakan elemen masyarakat dalam penelitian juga pada dasarnya tidak menghendaki adanya satwa sirkus. Satwa-satwa tersebut dianggap telah dieksploitasin oleh penyelenggara. Walau pun demikian, sirkus tetap berjalan di Indonesia karena secara normatif tidak ada larangan. Pemerintah yang dalam hal penelitian ini adalah Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jawa Tengah, cenderung mendukung keberasaan sirkus dimana penyelenggara sirkus juga merupakan lembaga konservasi.

“Penyelenggara sirkus harus lembaga konservasi. Jadi secara tidak langusng penyelenggara sirkus ini sudah pasti legal karena dia adalah lembaga konservasi dan sudah memadai untuk merawat hewan-hewan,” jelas Adita.

Mahasiswa tingkat 2 ini juga menambahkan ada monitoring dan evaluasi secara berkala dari BKSDA. Hal ini dilakukan tidak lain untuk menjamin hak-hak satwa sirkus yang sampai sekarang belum ada pengaturan secara khusus. Indonesia masih mendasarkan pada UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam beserta aturan pelaksanaannya. “Setiap tahun, bahkan setiap triwulan, BKSDA melakukan penilaian. Misalnya ada yang kurang (dalam kriteria penilaian yang ditemui di lapangan), tahun berikutnya (kalau tidak dibenahi) bisa di sanksi. Bisa dicabut izin usahanya,” imbuh Adita.

Walau pun demikian, masih ada celah hukum dalam pengaturan satwa sirkus serta masih adanya multitafsir, salah satunya pengertian eksploitasi yang dilarang. Sehinga kedepannya pemerintah diharapkan bisa merigidkan peraturan yang ada, khususnya untuk keberadaan lembaga konservasi sendiri. “Lembaga konservasi dalam membuat SOP Pemeliharaan dan Penyelenggaraan sirkus satwa harus melibatkan pihak-pihak lain yang dinilai memiliki andil di dalamnya seperti tim mdia mewan, aktivis, ahli biologi, dan pihak-pihak lainnya,” tandas Afriza Nandira yang akrab disapa Zaza ketika ditanya tentang hasil penelitian dalam Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Sosio Humaniora (PKM-PSH) yang mendapat dana hibah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ini. (Lita)

Berita Terbaru

Delegasi Fakultas Hukum UGM Sabet Juara 2 dalam Forum Internasional Japan International Youth Innovation Summit 2024

Aileen Abigail Alexandra, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (FH UGM) mewakili Indonesia dalam Japan International Youth Innovation Summit 2024. Aileen Abigail Alexndra bersama dengan …

Sebanyak 66 Wisudawan Ikuti Pelepasan Wisudawan Pascasarjana Fakultas Hukum UGM

Pascasarjana Fakultas Hukum UGM baru saja menyelenggarakan Pelepasan Wisudawan Periode III Tahun Akademik 2023/2024 pada Rabu (24/04/2024). Adapun pelepasan wisudawan yang diselenggarakan di Auditorium Gedung …

Delegasi FH UGM Raih Juara 3 dalam Lokali-MA 2024

Delegasi Fakultas Hukum UGM mengukir prestasi pada lomba karya tulis ilmiah Lokali-MA 2024 pada Minggu (21/03/2023). Perlombaan ini diselenggarakan oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia bekerja …

Aileen Abigail Alexandra, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (FH UGM) mewakili Indonesia dalam Japan International Youth Innovation Summit 2024. Aileen Abigail …

Pascasarjana Fakultas Hukum UGM baru saja menyelenggarakan Pelepasan Wisudawan Periode III Tahun Akademik 2023/2024 pada Rabu (24/04/2024). Adapun pelepasan wisudawan yang diselenggarakan …

Delegasi Fakultas Hukum UGM mengukir prestasi pada lomba karya tulis ilmiah Lokali-MA 2024 pada Minggu (21/03/2023). Perlombaan ini diselenggarakan oleh Mahkamah Agung …

Halo, Sobat Justicia!   Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) Suara Advokat Indonesia (SAI) menyelenggarakan Pendidikan Khusus Profesi …

Scroll to Top