Seorang Dokter Raih Gelar Doktor di Fakultas Hukum

img_3420

Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada kembali menggelar Ujian Promosi Doktor pada hari Jumat (21/10). Promovendus kali ini ialah dr. Budiman, S.H., MS., M. Hum., seorang Purna Tugas, Dokter Fungsional Kemenkum Ham Daerah Istimewa Yogyakarta. Ia mengangkat desertasi berkaitan dengan pertanggungjawaban perdata dokter swasta yang menangani pasien penderita Steven Johnson Syndrome, suatu penyakit kulit disebabkan oleh hipersensitivitas karena obat-obatan. Penyakit ini jarang dijumpai di masyarakat. “bisa seorang dokter yang praktik 30 atau 40 tahun belum pernah mendapatkan satu pun pasien yang mempunyai penyakit tersebut,” ujarnya.

Budiman saat mempertahankan desertasinya yang berjudul Pertanggungjwaban Perdata Dokter dengan Pasien Sindrom Stevens Johnson pada Praktek Swasta di Kota Yogyakarta mengaku tertarik mengangkat isu ini, mengingat Steven Johnson Syndrome merupakan penyakit yang bersifat unpredictable, tidak dapat diduga. Gelaja Steven Johnson Syndrome baru timbul setelah pasien mengonsumsi obat untuk menyembuhkan penyakit yang sedang ia derita, misalnya demam. Bisa jadi obat tersebut, bukannya menyembuhkan penyakit awal tetapi memunculkan Steven Johnson Syndrome  yang tidak terdeteksi pada diagnosa awal.

Ketika dihubungkan dengan keadaan memaksa (overmacht), dokter bisa mengalami kebimbangan ketika mengobati pasien. Dokter memiliki kewajiban memberi pasien obat setelah melakukan diagnosa walaupun setiap orang memiliki potensi untuk menderita Steven Johnson Syndrom. “Dikaitkan pada keadaan memaksa karena dokter pada satu posisi dilema; diobati bisa berakibat Steven Johnson Syndrome, tidak diobati bisa disalahkan,” jelas Pria kelahiran Solo ini.

Pada kesimpulan desertasinya, Budiman menyampaikan bahwa pertama, dokter praktek swasta yang mendapat pasien dengan Sindrom Stevens Johnson menurut hukum perdata tidak dapat dinyatakan bersalah, karena hal ini termasuk risiko pengobatan. Kedua, tidak ada pertanggungjawaban perdata dokter praktek swasta karena hal tersebut merupakan keadaan memaksa dan dokter tidak bersalah, serta kelanjutan moral dengan merujuk pasien ke rumah sakit atau kepada dokter yang berkompeten menangani kasus ini.

Pria yang berkecimpung dalam dua disiplin ilmu, ilmu kedokteran dan ilmu hukum, ini berhasil lulus dengan predikat memuaskan. Budiman merupakan doktor ke 142 Yang lulus dari FH UGM. (lita/Irzi)

Berita Terbaru

Delegasi Fakultas Hukum UGM Sabet Juara 2 dalam Forum Internasional Japan International Youth Innovation Summit 2024

Aileen Abigail Alexandra, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (FH UGM) mewakili Indonesia dalam Japan International Youth Innovation Summit 2024. Aileen Abigail Alexndra bersama dengan …

Sebanyak 66 Wisudawan Ikuti Pelepasan Wisudawan Pascasarjana Fakultas Hukum UGM

Pascasarjana Fakultas Hukum UGM baru saja menyelenggarakan Pelepasan Wisudawan Periode III Tahun Akademik 2023/2024 pada Rabu (24/04/2024). Adapun pelepasan wisudawan yang diselenggarakan di Auditorium Gedung …

Delegasi FH UGM Raih Juara 3 dalam Lokali-MA 2024

Delegasi Fakultas Hukum UGM mengukir prestasi pada lomba karya tulis ilmiah Lokali-MA 2024 pada Minggu (21/03/2023). Perlombaan ini diselenggarakan oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia bekerja …

Aileen Abigail Alexandra, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (FH UGM) mewakili Indonesia dalam Japan International Youth Innovation Summit 2024. Aileen Abigail …

Pascasarjana Fakultas Hukum UGM baru saja menyelenggarakan Pelepasan Wisudawan Periode III Tahun Akademik 2023/2024 pada Rabu (24/04/2024). Adapun pelepasan wisudawan yang diselenggarakan …

Delegasi Fakultas Hukum UGM mengukir prestasi pada lomba karya tulis ilmiah Lokali-MA 2024 pada Minggu (21/03/2023). Perlombaan ini diselenggarakan oleh Mahkamah Agung …

Halo, Sobat Justicia!   Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) Suara Advokat Indonesia (SAI) menyelenggarakan Pendidikan Khusus Profesi …

Scroll to Top