Mengupas Fenomena #KaburAjaDulu: Realita Pendidikan dan Masa Depan Insan Muda Indonesia

Kamis, (11/3/2025), Divisi Law Development ALSA LC UGM kembali mengadakan forum diskusi informal bertajuk DIALEKTIKA. Dalam sesi kali ini, para peserta membahas isu yang tengah ramai di kalangan anak muda, yaitu fenomena #KaburAjaDulu, yang mencerminkan kecenderungan generasi muda untuk mencari peluang pendidikan dan pekerjaan di luar negeri.

Diskusi dibuka dengan refleksi dari Maharani Fadia, yang menyatakan bahwa secara realistis, institusi pendidikan di Indonesia kemungkinan besar tidak akan memberikan respons positif terhadap fenomena ini. Menurutnya, mencari kerja melalui jalur visa pendidikan di luar negeri sudah menjadi tren lama, dan saat ini diperkuat dengan narasi baru melalui tagar #KaburAjaDulu. Kezia Alicia menambahkan bahwa keterbatasan kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam negeri untuk mewadahi talenta muda menjadi salah satu alasan utama mengapa banyak siswa yang langsung memilih untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri setelah lulus SMA. Ia menilai perlu adanya introspeksi terhadap sistem pendidikan nasional.

Shafira Nurzalfa memperkuat argumen tersebut dengan menyampaikan bahwa fasilitas pendidikan di luar negeri seringkali menawarkan manfaat yang lebih besar dibandingkan di Indonesia. Ia menilai pemerintah perlu lebih serius dalam memperbaiki sektor pendidikan agar tetap mampu menarik minat generasi muda untuk bertahan dan berkontribusi di dalam negeri. Vincensius Jovan menyoroti adanya potensi penyalahgunaan program beasiswa luar negeri, seperti Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), dalam program tersebut tidak semua peserta menggunakannya untuk kepentingan akademik. Ia menyebutkan bahwa keterbatasan pemantauan oleh kementerian menyebabkan banyak peserta yang memiliki privilege menggunakan kesempatan ini lebih untuk berlibur daripada belajar.

Maharani Fadia mengingatkan bahwa meskipun akar masalah seringkali ada di individu, kondisi negara yang belum mampu menyediakan fasilitas yang memadai turut berperan mendorong keinginan untuk “kabur”. Rizki Ayu kemudian mempertanyakan kembali tujuan awal dari program-program seperti IISMA, yang seharusnya memperluas kesempatan belajar, namun pada praktiknya masih banyak diakses oleh mereka yang berasal dari latar belakang ekonomi mapan. Diskusi ini juga menyinggung realitas bahwa bahkan beasiswa penuh sekalipun belum tentu mampu menutupi seluruh biaya hidup di luar negeri, seperti disampaikan oleh Ayu. Ia menilai bahwa sistem pendidikan dan perekonomian di Indonesia masih banyak menempatkan beban berat pada masyarakat, membuat banyak insan muda merasa dimiskinkan oleh negaranya sendiri.

Terkait solusi, para peserta sepakat bahwa sektor pendidikan dan ekonomi perlu dibangun secara beriringan. Adilah Atha menekankan bahwa keduanya saling berpengaruh dan harus menjadi prioritas bersama. Rizki Ayu mendorong pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang benar-benar berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Vincensius Jovan memilih fokus pada ekonomi terlebih dahulu, dengan alasan kesejahteraan tenaga pendidik harus terpenuhi agar pendidikan berkualitas dapat tercapai. Kezia Alicia menutup dengan menegaskan pentingnya pemenuhan kesejahteraan sebagai landasan utama untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Melalui diskusi ini, diharapkan peserta semakin sadar bahwa fenomena #KaburAjaDulu tidak lahir dari ketiadaan, melainkan merupakan refleksi atas kebutuhan dasar manusia yang belum terpenuhi secara adil di tanah air.

Penulis: Gerald Xaverius Chandra (ALSA LC UGM)

TAGS :  

Berita Terbaru

CALL FOR PAPER Konferensi Nasional Hukum Bisnis dan Kenegaraan 2025

CALL FOR PAPER Konferensi Nasional Hukum Bisnis dan Kenegaraan 2025Keluarga Mahasiswa Magister Hukum Bisnis dan Kenegaraan (KMMH) Fakultas HukumUniversitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Mahkamah KonstitusiYogyakarta, 31 …

Eksaminasi Publik Putusan MA soal Suku Awyu: Sorotan atas Keadilan Substantif, Hak Adat, dan Krisis Ekologis Papua

Jumat (2/05/2025), Pusat Kajian Hukum dan Keadilan Sosial (LSJ) FH UGM, Greenpeace Indonesia, dan Pusaka Bentala Rakyat menggelar, “Eksaminasi Publik Putusan 458 K/TUN/LH/2024 atas Kasus …

Diskusi PANDEKHA FH UGM Soroti Urgensi Serikat Pekerja dalam Era Deregulasi

Pusat Kajian Demokrasi, Konstitusi, dan HAM Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (PANDEKHA FH UGM) sukses menggelar diskusi publik bertajuk “Dari Ruang Publik ke Ruang Akademik: …

CALL FOR PAPER Konferensi Nasional Hukum Bisnis dan Kenegaraan 2025Keluarga Mahasiswa Magister Hukum Bisnis dan Kenegaraan (KMMH) Fakultas HukumUniversitas Gadjah Mada bekerjasama dengan …

Jumat (2/05/2025), Pusat Kajian Hukum dan Keadilan Sosial (LSJ) FH UGM, Greenpeace Indonesia, dan Pusaka Bentala Rakyat menggelar, “Eksaminasi Publik Putusan 458 …

Pusat Kajian Demokrasi, Konstitusi, dan HAM Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (PANDEKHA FH UGM) sukses menggelar diskusi publik bertajuk “Dari Ruang Publik …

Fakultas Hukum UGM melalui mahasiswa S2 Program Studi Magister Hukum Kesehatan, dan Unit Kerja Pusat Konsultasi Bantuan Hukum (PKBH) telah sukses melaksanakan …

Scroll to Top