PUSKAHA Djojodigoeno Gelar Diskusi “Politik Hukum dan Masyarakat Hukum Adat”

Dalam rangka memperkaya pemahaman dan diskusi akademis mengenai isu-isu hukum adat, Pusat Kajian Hukum Adat (PUSKAHA) Djojodigoeno menyelenggarakan Diskusi Hasil Penelitian dengan tema “Politik Hukum dan Masyarakat Hukum Adat”. Diskusi diadakan pada Kamis (16/11/2023) di Meeting Room Pusat Kajian FH UGM. Diskusi ini tidak hanya mendukung tujuan ke 4 (Pendidikan Berkualitas), tapi juga tujuan ke 16 (Promosi Keadilan, Perdamaian dan Masyarakat Inklusi) dan 15 (Kehidupan atas Tanah) dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs.

Acara ini menampilkan 2 bahan diskusi dari 2 student volunteer yang tergabung dalam PUSKAHA Djojodigoeno FH UGM. 

Pertama, Made Ananda Putri, mahasiswa Magister Ilmu Hukum FH UGM. Topik yang dibahas adalah “Masa Depan Desa Adat di Provinsi Bali: Peran Hukum dan Politik dalam Menjaga Warisan Budaya Lokal”. Presentasi ini mengeksplorasi bagaimana hukum dan politik mempengaruhi formalisasi dan otonomi Desa Adat di Bali, dengan menyoroti perubahan-perubahan regulasi yang terjadi dari masa ke masa dan implikasinya pada kebudayaan lokal.

Kedua, I Nyoman Setitidana Indra Waspada, mahasiswa Magister Ilmu Hukum LLM Program FH UGM. Topik yang diangkat adalah “Memahami Politik Hukum Pembuatan RUU Masyarakat Adat: Studi Kasus Judul dan Definisi Masyarakat Adat”. Presentasi ini menyoroti proses pembuatan RUU Masyarakat Adat, termasuk bagaimana definisi yang berbeda dari berbagai pemangku kepentingan mempengaruhi legislasi dan politik hukum.

Diskusi yang dihadiri oleh mahasiswa sarjana dan pascasarja ini bukan hanya menjadi ajang pertukaran informasi. Namun, juga membuka wawasan baru dan pemahaman mendalam tentang tantangan serta peluang dalam pembuatan kebijakan yang berhubungan dengan masyarakat hukum adat. Salah satu sorotan utama diskusi ialah pentingnya definisi masyarakat adat dalam RUU dan bagaimana negara harus memberikan hak bagi masyarakat adat untuk mendefinisikan dirinya sendiri. Pendapat dari Sartika Intaning Pradhani, dosen hukum adat, mengenai pembatasan yang ditimbulkan oleh definisi menjadi sorotan utama dalam diskusi.

Diskusi yang diselenggarakan oleh PUSKAHA Djojodigoeno menonjolkan pentingnya dialog berkelanjutan dan kolaboratif di kalangan akademisi dan para peneliti dalam memahami serta mengatasi isu-isu yang berkaitan dengan hukum adat. Meskipun tidak melibatkan langsung pembuat kebijakan atau keseluruhan perwakilan masyarakat adat, forum ini menjadi wadah penting untuk menyuarakan dan mempertajam isu-isu yang dihadapi oleh masyarakat hukum adat. Diskusi seperti ini juga dapat menghasilkan rekomendasi yang dapat digunakan oleh pembuat kebijakan.

Perbedaan pendapat yang muncul selama diskusi mencerminkan keberagaman perspektif yang ada dalam studi hukum adat. Perbedaan ini dilalui dengan narasi yang beretika dan konstruktif, menciptakan ruang diskusi yang sehat dan produktif. Ini membuktikan bahwa perbedaan pendapat bukanlah hambatan, melainkan aset dalam menciptakan kebijakan yang lebih inklusif dan efektif.

PUSKAHA Djojodigoeno, melalui diskusi ini, menunjukkan komitmennya untuk terus mendukung riset yang berkontribusi pada pengembangan kebijakan yang lebih efektif dan adil bagi masyarakat hukum adat di Indonesia. Melalui penelitian dan diskusi yang mereka lakukan, PUSKAHA berharap untuk memberikan wawasan berharga yang dapat membantu dalam membentuk kebijakan yang lebih responsif terhadap kebutuhan dan hak-hak masyarakat hukum adat.

 

Penulis: Pusat Kajian Hukum Adat (PUSKAHA) Djojodigoeno

TAGS :  

Berita Terbaru

Hari Kedua Pelayanan Kesehatan di Letung: Kolaborasi FH UGM dan DoctorSHARE Capai Ratusan Pasien

Kepulauan Anambas – Hari kedua pelaksanaan Pengabdian Masyarakat di wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) di Indonesia, yang diwujudkan dalam bentuk Pelayanan Kesehatan Dasar Gratis …

Pelayanan Kesehatan Dasar Gratis oleh DoctorSHARE dan Mahasiswa MHKes FH UGM di Pelabuhan Berhala, Kelurahan Letung, Kecamatan Jemaja, Kabupaten Kepulauan Anambas

Kepulauan Anambas – Senin (28/4/2025), Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan DoctorSHARE, serta Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas telah sukses melaksanakan kegiatan Pelayanan Kesehatan Dasar Gratis …

FH UGM Selenggarakan Hearing Efisiensi Anggaran Bersama LO/LSO

Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (FH UGM) mengadakan pertemuan bertajuk “Hearing Efisiensi Anggaran Fakultas Hukum” sebagai tindak lanjut atas Permohonan Kejelasan Dampak Efisiensi yang diajukan …

Kepulauan Anambas – Hari kedua pelaksanaan Pengabdian Masyarakat di wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) di Indonesia, yang diwujudkan dalam bentuk Pelayanan …

Kepulauan Anambas – Senin (28/4/2025), Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan DoctorSHARE, serta Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas telah sukses melaksanakan kegiatan Pelayanan …

Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (FH UGM) mengadakan pertemuan bertajuk “Hearing Efisiensi Anggaran Fakultas Hukum” sebagai tindak lanjut atas Permohonan Kejelasan Dampak …

Dalam upaya memperkuat pemahaman masyarakat terhadap fenomena klitih dalam aspek pidana serta pentingnya peran keluarga dalam upaya pencegahannya. Program Pro Justicia yang …

Scroll to Top