Tim delegasi Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (FH UGM) berhasil meraih Juara II dalam ajang Exodus Legal Competition 2025 yang diselenggarakan oleh Pengkajian Keilmuan PMK Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran. Delegasi ini terdiri atas dua mahasiswa FH UGM angkatan 2023, yaitu Shelina Theodora selaku ketua delegasi dan Rizqi Amanah Dwi Sulistyowati sebagai anggota.
Kompetisi yang berlangsung pada periode Juli–Agustus 2025 ini menguji kemampuan peserta dalam menyusun berkas pendapat hukum (Legal Opinion) sekaligus mempertahankannya dalam presentasi pada babak final yang digelar pada 20 September 2025. Tahun ini, tema yang diusung adalah “Legal Challenges and Countermeasures Against Deepfake in the Era of Cybercrime in Indonesia.”
Kasus posisi menyoroti urgensi isu deepfake yang kerap disalahgunakan untuk tujuan manipulatif, termasuk manipulasi pasar melalui penyebaran video manipulatif yang dapat menimbulkan kepanikan publik dan merugikan kepentingan investor. Dalam karyanya, tim menganalisis penerapan berbagai instrumen hukum, antara lain Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), Undang-Undang Pasar Modal (UU Pasmod), dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Argumentasi tersebut diperkuat melalui riset literatur akademik serta wawancara langsung dengan praktisi hukum untuk menghadirkan analisis yang relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan perlindungan investor.
Pada tahap final, delegasi FH UGM mempresentasikan hasil analisisnya di hadapan dewan juri dan berhasil menorehkan prestasi sebagai Juara II. Prestasi ini diharapkan dapat memperkuat reputasi FH UGM dalam kompetisi hukum nasional sekaligus menjadi inspirasi bagi mahasiswa hukum lainnya untuk terus mengasah kompetensi, berinovasi, dan berkontribusi nyata terhadap perkembangan hukum di era digital.
Prestasi ini sejalan dengan upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh, karena mendorong transparansi, akuntabilitas, dan keterbukaan informasi publik sebagai bagian dari pemenuhan hak asasi manusia. Selain itu, pencapaian ini juga mendukung SDG 4: Pendidikan Berkualitas, karena kompetisi ilmiah menjadi sarana pengembangan kapasitas akademik dan keterampilan analitis mahasiswa. Melalui kolaborasi antara mahasiswa, dosen pembimbing, dan penyelenggara kompetisi, kegiatan ini turut merefleksikan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, dengan memperkuat kerja sama dalam membangun budaya akademik yang berintegritas dan berkelanjutan.
Penulis: Delegasi