Rabu (31/7/2024) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) menyaksikan sesi kepemanduan akademik diselenggarakan dalam rangkaian Pionir Justicia. Sesi yang berlangsung selama 10 menit ini bertujuan untuk memberikan informasi penting kepada mahasiswa mengenai berbagai istilah akademik dan layanan yang tersedia di universitas. Inisiatif ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam mempromosikan pendidikan berkualitas.
Sesi dimulai dengan pengenalan istilah akademik kunci yang harus dipahami oleh setiap mahasiswa. Peserta belajar tentang SIMASTER, sistem informasi akademik universitas, dan eLOK, platform pembelajaran daring yang memfasilitasi akses ke materi kuliah. Memahami alat-alat ini sangat penting bagi mahasiswa untuk menavigasi perjalanan akademik mereka dengan efektif.
Salah satu sorotan sesi adalah penjelasan mengenai UKT (Uang Kuliah Tunggal), sistem biaya kuliah tunggal yang diterapkan di UGM. Sistem ini bertujuan untuk membuat pendidikan lebih terjangkau dan adil, memastikan bahwa hambatan finansial tidak menghalangi mahasiswa untuk melanjutkan studi mereka. Sesi kepemanduan menekankan pentingnya memahami UKT dalam kaitannya dengan perencanaan keuangan mahasiswa.
Selain itu, sesi ini juga membahas KRS (Kartu Rencana Studi), yang merupakan kartu rencana studi yang harus diisi mahasiswa setiap semester. Peserta diinformasikan tentang pentingnya KRS dalam mengelola beban kuliah mereka dan memastikan mereka memenuhi syarat kelulusan. Sesi ini juga menyentuh tentang IPK (Indeks Prestasi Kumulatif), yang merupakan ukuran kinerja akademik yang krusial.
Sesi kepemanduan akademik ini juga memberikan wawasan tentang Program Sarjana Internasional (IUP) yang ditawarkan di UGM. Program ini memungkinkan mahasiswa untuk terlibat dalam lingkungan belajar global, meningkatkan pengalaman pendidikan mereka dan mempersiapkan mereka untuk karir internasional. Pentingnya IUP dalam membangun kewarganegaraan global ditekankan selama diskusi.
Lebih lanjut, sesi ini membahas konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang memungkinkan mahasiswa untuk mengonversi SKS dari berbagai pengalaman belajar di luar kelas tradisional. Inisiatif ini mendorong mahasiswa untuk menjelajahi berbagai peluang belajar, mempromosikan pendekatan pendidikan yang lebih holistik.
Peserta juga diinformasikan tentang berbagai kompetisi dan acara akademik yang diselenggarakan UGM, yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menunjukkan keterampilan dan pengetahuan mereka. Terlibat dalam kegiatan ini tidak hanya meningkatkan profil akademik mahasiswa tetapi juga mendorong semangat kompetisi dan kolaborasi yang sehat.
Sesi ini ditutup dengan gambaran tentang layanan dukungan yang tersedia bagi mahasiswa, termasuk EVIDEN, layanan dokumentasi dan administrasi universitas, serta Law Library, yang menawarkan sumber daya luas untuk penelitian hukum. Selain itu, mahasiswa diberi tahu tentang layanan untuk melaporkan kekerasan seksual dan konseling psikologis, menekankan komitmen UGM terhadap kesejahteraan dan keselamatan mahasiswa.
Akhirnya, sesi ini menyoroti layanan advokasi yang disediakan oleh DEMA Justicia, yang mendukung mahasiswa dalam berbagai masalah akademik dan non-akademik. Sesi kepemanduan yang komprehensif ini tidak hanya membekali mahasiswa dengan informasi penting tetapi juga memperkuat pentingnya komunitas dan dukungan dalam lingkungan akademik.
Sebagai kesimpulan, sesi kepemanduan akademik yang diselenggarakan oleh Justicia di UGM merupakan langkah signifikan menuju peningkatan pemahaman mahasiswa tentang perjalanan akademik mereka. Dengan memberikan informasi dan sumber daya yang penting, sesi ini berkontribusi pada tujuan yang lebih luas untuk memastikan pendidikan berkualitas dan membangun lingkungan belajar yang inklusif bagi semua mahasiswa.